NORDIC-CIRCUS – Pada tahun yang menentukan, 1945, Indonesia mengalami perubahan drastis yang berujung pada pembebasan diri dari belenggu kolonialisme. Sepanjang tahun ini, serangkaian peristiwa bersejarah terentang, membentuk landasan bagi terwujudnya Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Artikel ini akan menguraikan perjalanan bangsa Indonesia selama tahun tersebut dalam menapaki jalan menuju kemerdekaan.

Memasuki 1945, Indonesia masih berada dalam cengkeraman kekuasaan Jepang. Sejak kehadirannya pada tahun 1942, Jepang telah mengubah lanskap sosial dan pemerintahan di Indonesia, serta mempromosikan janji-janji kemerdekaan yang memicu api perjuangan di kalangan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Dalam rangka memenuhi janji tersebut, Jepang mendirikan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945. Tugas utama badan ini adalah merancang fondasi hukum dan konstitusi untuk Indonesia yang akan merdeka. Antara bulan Juni dan Juli tahun itu, BPUPKI menggelar diskusi intensif mengenai dasar negara Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai Pancasila, serta menggariskan UUD 1945 dan struktur pemerintahan yang akan datang.

Menyusul pembubaran BPUPKI, dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai pada tanggal 7 Agustus 1945. Dipimpin oleh Soekarno, panitia ini ditugaskan untuk menyiapkan segala aspek yang dibutuhkan dalam menyongsong kemerdekaan.

Tingkat puncak dari rentetan peristiwa bersejarah di tahun 1945 adalah diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus. Dengan dukungan dan desakan dari para pemuda, Soekarno bersama Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta, yang menandai lahirnya negara Indonesia yang merdeka.

Menindaklanjuti proklamasi, PPKI dengan cepat bergerak untuk membentuk pemerintahan baru. Pada tanggal 18 Agustus 1945, UUD 1945 disahkan sebagai konstitusi negara. Soekarno diangkat menjadi Presiden Indonesia dengan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Selain itu, dibentuklah Komite Nasional untuk mendukung presiden dalam pemerintahan sementara.

Sebagai respons atas situasi yang tidak menentu akibat tekanan Sekutu dan upaya kembalinya Belanda, pusat pemerintahan Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta. Tak hanya itu, pemerintah juga membentuk berbagai kementerian untuk mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedatangan pasukan Sekutu, yang dipimpin oleh Inggris dan bertugas membebaskan tawanan perang serta memulangkan pasukan Jepang, ternyata membawa konsekuensi lain. Seringkali, Sekutu berpihak pada Belanda yang berambisi kembali menjajah Indonesia, memicu pertikaian bersenjata. Kejadian ini menandai permulaan dari serangkaian konflik yang lebih luas, yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I dan II.

Di tengah pergolakan senjata, upaya diplomasi pun tidak henti-hentinya dilakukan oleh Indonesia di panggung internasional untuk mendapatkan pengakuan atas kemerdekaannya. Di sisi lain, pertempuran berdarah terjadi di berbagai wilayah, termasuk pertempuran heroik yang terjadi di Surabaya pada November 1945.

Tahun 1945 adalah tonggak sejarah yang monumental bagi Indonesia. Kejadian-kejadian dalam tahun tersebut tidak hanya menentukan arah masa depan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaannya, tetapi juga dalam membentuk identitas nasional dan pemerintahan yang mandiri. Tahun tersebut mengingatkan kita akan pentingnya kesatuan, perjuangan, dan diplomasi dalam menghadapi rintangan serta tekanan dari kekuatan asing. Kemerdekaan yang diraih merupakan hasil dari perjuangan yang panjang dan harus selalu dipertahankan serta dirawat oleh setiap generasi bangsa Indonesia.